KEINGINANTAHUAN yang tinggi terhadap manfaat buah dan biji pala (Myristica
fragans hout), ternyata berbuah keberhasilan. Salah seorang dosen Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Keri Lestari Dandan, M.Si. Apt
berhasil membuat obat antidiabetes militus (DM), yang terbuat dari ekstrak biji
pala. Selain sebagai neutraseutical antidiabetes, tablet ekstrak biji pala ini
pun bisa dijadikan obat antidislipidemik.
Pada Dies Natalis ke-55 Unpad,
tablet ekstrak biji pala ini dipamerkan di Aula Unpad, untuk bisa diapresiasi
oleh civitas academika Unpad dan masyarakat, Selasa (11/9).
Ketika ditemui “GM” di sela-sela
pameran, Dr. Keri Lestari menyebutkan, tablet ekstrak biji pala ini sudah
diujicobakan kepada relawan (manusia), dan hasilnya bisa diakselerasi dengan
baik. “Bahkan clearen medical-nya maupun penelitian kesehatan sudah keluar.
Sekarang tinggal memasuki tahap kedua,” ungkap Keri.
Menurut Keri, dari hasil pantauan
terhadap relawan, tidak ada efek samping yang membahayakan, justru menujukkan
parameter perbaikan terhadap kadar gula dalam tubuh. Namun Keri menyebutkan,
pengobatan melalui tablet ekstrak biji pala ini sangat bergantung pada
individu, terutama dalam menjaga pola makan dan pola hidup. “Dalam pengobatan peyakit diabetes,
penderita selain diberi obat antidiabetes, juga harus diintervensi pola makan
dan pola hidup yang baik,” ujarnya.
Sekalipun sudah terdafar dan
terstandar di obat herbal, namun tablet ekstrak biji pala antidiabates penemuan
Keri dan kawan-kawan, tengah didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan
(POM) RI serta diseminasi pada laboratorium obat. Keri sangat yakin, obat
antidiates dari ekstrak biji pala ini bisa diproduksi massal pada tahun 2013. “Sekarang masih dalam proses untuk
terdaftar di Badan POM. Ya mudah-mudahan, tahun 2013 bisa diproduksi massal.
Minta doanya saja,” ujar Keri.
Penderita DM
Konsistensi Keri terhadap buah dan
biji pala sudah lama dilakukan sejak pendidikan S1, S2, dan S3, hingga mendapat
beasiswa meneliti buah dan biji pala ke Yonsei Universiti Korea. Hal ini
didasari karena Keri berada dalam lingkungan keluarga yang menderita DM, dan
lebih jauhnya lagi penderita DM di Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia. “Dari sana timbul keinginantahuan
terhadap biji pala. Kabarnya, buah dan biji pala bisa menyembuhkan penyakit
diabetes. Sehingga mulailah penelitian terhadap biji pala untuk dibuatkan obat
antidiabetes,” ujarnya.
Tahun 2008 dilakukan joint research
dengan Korea, dan ditemukan aktivitas ekstrak biji pala sebagai agonis ganda
PPAR alfa dan gamma. Disimpulkan, ekstrak biji pada berpotensi untuk
pengelolaan penyakit DMT2. Tahun 2009 dilakukan uji preklinik ditemukan
aktivitas antihiperlikenik dan antidisipidemik pada hewan coba. Tahun 2010, uji
toksitas selular (MMT) dan uji toksitas akut menunjukkan keamanan penggunaan
ekstrak, serta diperoleh hak paten untuk pembuatan dan penggunaan ekstrak biji
pala sebagai antihiperglikemik (P00201000179).
Tahun 2011 dilakukan uji toksisitas
sub kronik dan modifikasi ekstrasi dan formulasi. Tahun 2012 dihasilkan ekstrak
biji pala bebas safrol dan miristisin serta hasil uji toksisitas sub kronis.
Hasilnya penggunaan ekstrak secara berulang ini aman. Di Indonesia selama ini
buah dan biji pala hanya untuk bumbu masakan maupun penganan . Padahal
mengandung agonis ganda PPAR alfa dan gamma, yang bermanfaat untuk orang DM.
Sementara di dunia saat ini tengah
gencar dilakukan penelitian agonis PPAR, termasuk di Amerika. Namun sayang,
agonis ganda PPAR yang diteliti ini rontok dan berefeksamping pada timur,
karena terbuat dari bahan sintetis. “Sementara agonis PPAR yang diteliti
Fakultas Farmasi dan Fak ultas Kedokteran Unpad, adalah yang bersumber dari
alam atau ekstrak biji pala. Dari hasil penelitian agonis ganda PPAR dari biji
pala ini tidak menimbulkan efek samping termasuk pada tumor. Justru sebaliknya
memberikan energi lebih pada tubuh, serta bisa memperbiki aktivitas lemak dan
kadar glukosa dalam tubuh,” paparnya.
Bisa sembuh
Keri menyebutkan, ditemukannya
tablet ekstrak biji pala, penyakit DM di Indonesia maupun di dunia bisa
disembuhkan. Sekalipun penyakit DM terus mengalami gejala kenaikkan seiring
pola hidup masyarakat dunia, termasuk pola makan serta sering mengonsumsi yang
manis-manis. “Penyakit DM pun banyak berkembang karena faktor keturunan,”
tandasnya.
Tahun ini akan diperoleh hak paten
pembuatan dan penggunaan ekstrak biji pala sebagai antidislipidemik
(P0021100949). Sedangkan pemanfaatan ekstrak biji pala, dilakukan manufaktur
sediaan ekstrak biji pala sebagai neutraseuticael dan antidislipidemik bekerja
sama dengan PT Kimia Farma Tbk.
Pada tahap ini dikembangkan
teknologi formulasi sediaan yang tepat dan memenuhi standar mutu, serta
dilakukan uji preklinik dan uji klinik untuk mengetaui aktivitas ekstrak
setelah formulasi. “Intinya tablet ekstrak biji pala
ini aman dikonsumsi semua umur, asal sesuai dosis. Selain menyembuhkan DM juga
meningkatkan vitalitas manusia, tetapi penurunan kadar gula dan lemak dalam
tubuhnya tidak drastis dan penetrasinya sangat baik,” ujarnya.
(kiki kurnia/”GM”)**
0 komentar:
Posting Komentar